Eksistensi bahasa indonesia tengah diuji saat pra dan pasca pemilihan presiden 2014. Dalam berinteraksi khususnya di dunia maya ujaran kebencian seakan menjadi hal yang biasa dalam berinteraksi sehari-hari. Keterampilan berbahasa Indonesia yang diajarkan dan ditanamkan di sekolah dasar hingga jenjang pendidikan tinggi menjadi tidak berbekas ketika melihat kenyataan di dunia maya.
Pengekspresian masyarakat Indonesia di media sosial menjadi cermin masih minimnya mempraktekkan sebagai masyarakat Indonesia yang sebenarnya plural melalui komunikasi bahasa Indonesia yang baik dan bertanggung jawab. Misalnya dalam kasus ujaran kebencian yang berbau SARA, bahasa Indonesia seolah hanya dihasilkan sebagai bahasa yang digunakan untuk menyerang, mencaci, mendeskreditkan bahkan merusak reputasi pihak lain tanpa data yang memadai.

Aktivitas politik di jakarta maupun di daerah dapat dengan mudah dicari tautan berikut komentar-komentar yang menyertainya di media sosial, termasuk di platform grup WhatsApp, Telegram, Facebook, Twitter, Instagram, Snapchat dan lainnya.
Aktivitas mengekspresikan dan mengomentari perihal Indonesia di media sosial menjadi aktivitas sehari-hari yang menyita atau bahkan menggantikan kebiasaan sebelumnya seperti membaca buku, koran dan lainnya. Sayangnya cara mengekspresikan rasa ke indonesiaan di media sosial belum dibarengi keterampilan berbahasa Indonesia dengan baik dan bertanggung jawab. Seperti kasus ujaran kebencian (hate speech) di media sosial juga meningkat tajam.
Tidak akan tumbuh rasa cinta pada Indonesia jika kita sendiri abai pada bahasa Indonesia jika kita sendiri abai pada bahasa Indonesia. Identitas ke Indonesiaan kita dikuatkan melalui bahasa Indonesia. penulisan ulang sejarah relasi negara dan bahasa Indonesia juga dimaksudkan untuk menumbuhkan sikap menghargai dan mengutamakan bahasa Indonesiam percaya diri untuk menguasai bahasa asing dan memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Pemimpin dan tahun politik boleh datang dan pergi tetapi tegaknya negeri ini melalui ikatan bahasa Indonesia tetap harus diperjuangkan.