Dalang Pembunuhan Sadis Puluhan Pekerja Proyek di Papua Adalah Pemberontak Papua Merdeka

Pelaku pembunuhan sejumlah pekerja pembangunan jalan di Kali Yigi-Kali Aurak, distrik Yigi, Kabupaten Nduga pada Minggu (2/12/2018), menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu adalah merupakan kelompok pemberontak atau separatis Organisasi Papua Merdeka bukan kelompok kriminal.

Beberapa laporan sebelumnya menyebutkan puluhan pekerja dari perusahaan milik BUMN PT Istaka Karya, dibunuh oleh sekelompok orang bersenjata. Dikatakan, para korban yang diserang oleh kelompok pemberontak sedang mengerjakan sebuah proyek untuk membuka wilayah pengunungan tengah yang terisolasi di provinsi Papua. Sejauh ini belum ada kelompok atau pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

Ryamizard menegaskan, TNI sudah mengidentifikasi jaringan pelaku pembatantaian massal tersebut adalah Kelompok Kriminal bersenjata, OPM. Hal itu terlihat dengan jelas dari jenis kekejaman yang mereka lakukan dengan menggunakan senjata. “ Masa orang biasa nembak-nembak? OPM-lah,” tegasnya.

Menhan Ryamizard menambahkan peristiwa keji tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk dirinya dan menyangkut isu pertahanan dan keamanan nasional. “Saya sebagai menteri pertahanan juga harus tanggung jawab. Tanggung jawab besar juga bukan presiden, tentara saja. Saya harus tanggung jawab,” kata Ryamizard.

“Tanggung jawab saya kenapa? Saya tidak merinci apa yang harus dilakukan polisi dengan tentara,” sambungnya.

Menhan Ryamizard menyatakan pihaknya telah menerjunkan atau pesawat untuk melakukan upaya evakuasi jenazah korban.

Sebelumnya, pekerja proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga diserang KKB. Akibatnya proyek pengerjaan jembatan dihentikan sementara menunggu kondisi Distrik kondusif.

Sementara Kapendam Cebdrawasih XVII, Kolonel Inf Muhammad Aidi mengatakan, daerah tersebut merupakan daerah yang terisolasi selama ini dan dijadikan basis pergerakan oleh kelompok bersenjata. Ia menduga mereka melancarkan aksi-aksinya karena di daerah tersebut di lakukan pembangunan jalan untuk membuka isolasi selama ini.

“Dengan adanya pembangunan jalan yang membuka isolasi tersebut mungkin mereka merasa terusik dengan kehadiran TNI yang ada ditempat tersebut. Sehingga mereka melakukan aksi-aksi,” tuturnya. Ia juga menduga, hal tersebut merupakan salah satu motif dari pembunuhan terhadap puluhan pekerja di Distrik Yigi. Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB), kata dia, merasa perjuangannya dapat terhambat jika dilakukan pembangunan yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat disana.

Karena dengan semakin banyaknya masyarakat yang pro terhadap negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mereka merasa terhambat penjuangannya dan meneror masyarakat yang ada disana,” imbuhnya.

Aksi pembantaian ini terjadi ditengah momen penting bagi gerakan merdeka. Setiap 1 Desember, kelompok pro kemerdekaan merayakan hari jadinya.

Scroll to Top