Pakai Masker Saat Olah Raga Selama Pandemi Covid-19, Bolehkah?

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri kerap nampak memakai pakaian tanpa motif dan didominasi oleh warna monokrom, hitam dan putih. Padu padan corak itu pun sering dikenakannya ketika olahraga.

Melihat unggahan terbaru di akun Instagramnya pada 13 Juni lalu, wanita 57 tahun itu nampak ada di luar ruangan memakai kaus lengan pendek berwarna putih dipadu legging training corak hitam. Alas kaki yang dipakainya nampak sepatu yang memiliki warna biru.

Ia pun menaati protokol kesehatan ketika ke luar rumah di saat pandemi Covid-19, yakni mengenakan masker berwarna hijau. Disamping masker, ia pun mengenakan topi dan kacamata hitam. Keadaan jalanan nampak hening dan menteri Retno melakukan olahraga di zona yang sudah dibatasi kerucut pembatas jalan.

Bila Anda memiliki rencana berolahraga di sore nanti, ingatlah untuk senantiasa mengenakan masker selaras jenis olah raga yang akan dilakukan. Lantaran tertutupnya hidung dan mulut menjadikan akses tubuh buat memperoleh oksigen menjadi terbatas. Sementara itu, ketika melakukan olahraga, tubuh memerlukan lebih banyak oksigen dari umumnya.

Menurut dokter Rahmita Kusuma Dewi, telemedicine consultant SehatQ, pemakaian masker ketika olah raga intensitas rendah. Jika olahraganya masih sebatas jalan kaki, masih oke mengenakan masker. Tetapi, jika berolahraga yang intensitasnya telah sedang mengarah berat, seperti halnya jogging terlebih lari, alangkah baiknya tak menggunakan masker.

Jogging maupun lari sembari mengenakan masker berpeluang mengakibatkan timbulnya pneumothorax (kolaps paru). Buat kedua olah raga itu paling baik menjalankannya di rumah memakai treadmill dan tanpa masker sepanjang pandemi.

Sedangkan orang yang melakukan olah raga santai sembari mengenakan masker, tidak sama artinya dengan bisa abai pada hal yang lain. Anda dianjurkan untuk terus mesti waspada dan memonitor kemampuan diri.

Jika waktu olah raga mengenakan masker mulai timbul tanda-tanda seperti sesak, nafas pendek, pusing, ataupun hal lain yang mencemaskan, sebaiknya lekas dihentikan.

Pemakaian masker saat olahraga pun tak disarankan untuk orang yang mempunyai sejarah penyakit jantung dan penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, ataupun penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Untuk masyarakat yang mempunyai catatan penyakit lain, sepanjang pandemi ini memang sangat aman untuk olah raga indoor, di rumah dan tanpa masker.

Terakhir, dokter Rahmita menegaskan perlunya physical distancing ataupun menjaga jarak dengan orang lain untuk siapa saja yang akan melakukan olahraga di luar rumah, walaupun telah memakai masker. Hal ini sekedar buat menghindari penularan virus corona.

Scroll to Top